Sejarah Kedai
Sebelum Zaman Kemerdekaan Repubilk Indonesia, sudah dikenal sebuah kemukiman Ayah Gadeng, Didalam kemukiman ini di ketahui adanya beberapa kelompok masyarakat yang mendiami permukiman yang saat itu masih berada di tengah hutan. Pemukiman itu akhirnya diberi nama Gampong Kedai, Gampong Seneulop, Gampong Padang Bak Reng (Lhok Puntoi), Gampong Paya Itek (suka damai), Gampong Ladang Panah, Gampong Paya, Gampong Padang, Gampong Tengoh, dan Gampong Merandeh.
Gampong Kedai sendiri berada di antara Gampong Seneulop, Gampong Paya, Gampong Meurandeh kecamatan Lembah sabil, Gampong Tokoh, Gampong Padang, serta Gampong Tengah. Diberikan nama dengan Kedai karena pusat perdagangan yang ada di Manggeng dan Kecamatan Lembah Sabil sejak dulunya adalah di Gampong Kedai.
Pada awal hanya ada beberapa rumah yang mendiami daerah Gampong kedai, sebagiannya adalah rumah Geuchik Nyak Leh (Nenek Geuchik Darwis.R), dan sebagian tanah rumah Geuchik Nyak Leh dijual kepada Teuku Raja Iskandar (Raja Kanda), rumah Raja Kanda, rumah Keurani Shalihin (tahun 1993), rumah Haji Nen, Rumah Teuku Bahrum (Ayah Mulia Ulee Balang Mulia), rumah Sayed Ahmad, rumah Sayed Geuchik Kulam, yang dikenal dulunya dengan rumah Aceh, rumah Sayed Wahab (Ayahanda Drs.H.S.M.Idrus (Mantan Ka.Kanwil Pendidikan Prov. Aceh).
Berdirinya Gampong Kedai Pada Tahun 1945. Saat itu Gampong di pimpin oleh Geuchik Tam. Saat itu Masyarakat yang mendiami Gampong itu sebanyak lebih kurang 71 KK.
